Efektivitas Intervensi MBG terhadap Kecerdasan Anak
YOGYAKARTA, jogja-ngangkring.com - Tim peneliti dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tengah melakukan riset inovatif untuk menguji dampak program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap kecerdasan bahasa dan kemampuan berpikir transformatif (transformative thinking) siswa sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengambilan data dilakukan pada 1 Oktober 2025 menggunakan teknologi Electroencephalography (EEG) untuk merekam aktivitas otak siswa secara real-time. Penelitian ini melibatkan siswa SD penerima maupun non-penerima MBG. Melalui EEG, peneliti dapat memetakan gelombang otak yang berkaitan dengan pemahaman bahasa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Ketua tim riset, Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D., menjelaskan bahwa penggunaan EEG dalam konteks pendidikan dasar masih tergolong baru di Indonesia.
“Dengan EEG, kami bisa melihat bagaimana otak anak bekerja saat mereka menyelesaikan tugas-tugas berbasis bahasa. Data ini penting untuk memahami perkembangan kecerdasan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta kemampuan berpikir transformasi sejak usia dini,” ujarnya.
Selain memimpin riset, pimpinan LPPM UAD tersebut juga menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan membangun ground truth dari data gelombang otak siswa penerima dan nonpenerima MBG menggunakan teknologi EEG. Hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan prototipe pendeteksi kualitas brainwave berbasis kecerdasan buatan (AI), serta menguji efektivitas intervensi nutrisi dari program MBG dalam mendukung kecerdasan dan kemampuan berpikir transformatif anak.
Dari aspek gizi, Kartika Pibriyanti, S.KM., M.Gizi, dosen Prodi Gizi UAD, menjelaskan bahwa riset ini juga mencakup kajian gizi masyarakat melalui pengukuran status gizi, pola konsumsi harian, dan aktivitas fisik anak. “Hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran menyeluruh mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Kajian ini juga bisa menjadi dasar ilmiah untuk intervensi gizi yang tepat dalam mendukung kualitas pendidikan,” jelasnya.
Penelitian kompetitif ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kemendiksti-Ristek, melalui skema Penelitian Terapan dengan luaran prototipe tahun 2025. Tim lintas disiplin ini terdiri atas dua dosen dari Fakultas Kedokteran UAD, satu dosen Sastra Inggris dari FSBK UAD, dan satu dosen dari Fakultas Kesehatan Universitas Darussalam Gontor.
Anggota tim peneliti, Dr. Wiwiek Afifah dari Program Studi Sastra Inggris UAD, menambahkan bahwa tes kecerdasan bahasa yang digunakan mengacu pada Reynolds Intellectual Assessment Scales (RIAS) dan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC-IV/V).
“Tes ini mengukur aspek verbal comprehension, vocabulary, dan working memory yang menjadi indikator kecerdasan dan perkembangan bahasa anak usia 6–11 tahun,” paparnya.
Sementara itu, dr. Nuni Ihsana, M.Biomed, Ketua Program Studi Kedokteran UAD, bersama dr. Rahma Kusumawardhani, Dokter Spesialis Gizi Klinis dari JIH, menegaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti ilmiah (evidence-based) bagi penyusunan kebijakan pendidikan dan gizi anak.
“Kami ingin penelitian ini menjadi dasar rekomendasi ilmiah bagi penguatan kebijakan MBG berbasis bukti serta perbaikan sistem pendidikan anak secara lebih efektif,” ujar dr. Rahma.
Riset kolaboratif ini menjadi langkah awal penting dalam memahami keterkaitan antara gizi, aktivitas otak, dan perkembangan kognitif anak, sekaligus membuka peluang baru bagi penerapan teknologi EEG dan AI dalam pendidikan dasar di Indonesia. (Tor)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar